Kamis, 10 Oktober 2013

kapitalis VS komunis: sisi lain dari perjalanan politik kebangsaan

Berani, berani, sekali lagi………..Berani” kata- kata yang dilontarkan Dipa Nusantara Aidit Ketua CC PKI  disaat berpidato di depan simpatisan massa PKI yang pada waktu itu merayakan hari jadinya ke- 45. Sebuah kata- kata yang seolah- olah membawa kita kedalam kenangan Sejarah masa lalu, disaat kekuasaan Komunis mulai mengancam keberadaan Indonesia sebagai negara Pancasilais yang kini menjadi bahaya laten bagi perkembangan bangsa Indonesia pada saat ini. Hal yang berlainan justru ditunjukan oleh tokoh- tokoh kaum Intelektual Indonesia pada saat itu Mahasiswa Angakatan “66, yang berteriak atas nama rakyat, dan berjalan diatas kata- kata kebohongannya sebagai pelaku pergerakan moral bagi bangsa Indonesia, “Bahaya Laten Komunis, harus kita Basmi” begitu yang dilontarkan beberapa Aktivis Gerakan KAMI saat menuntut pembubaran PKI sebagai momok dalam perjuangan Mahasiswa, lalu siapakah kaum Kapitalis itu……..? apakah Mahasiswa yang Oppurtunis dan menindas rakyat Indonesia demi kepentingan organisasinya, ataukah orang- orang Kanan yang berpihak kekuasaan militer………..?
            Peristiwa demi peristiwa telah dilalui oleh bangsa Indonesia, disaat catatan pahit mulai tertulis pada sebuah ingatan kelam akan masa lalu, dimana penemuan dari sisi lain bangsa ini mencapai titik puncaknya pada perpindahan orde lama menuju orde baru, kebusukan demi kebusukan mulai ditorehkan lagi- lagi yang dilihat hanya sebagai sebuah kepentingan politik maupun pribadi dari para pemimpin bangsa ini. sisi lain dari segala peristiwa yang terjadi menjelang berakhirnya masa Orde Lama digantikan oleh Orde Baru dapat terlihat dari pengaruh dan pertarungan dua ideologi yang saling berlawanan, yaitu Ideologi Kapitalis VS Ideologi Komunis yang lebih Radikal dan Revolusioner. Hal ini dapat terlihat ketika paham Komunis itu mulai dihancurkan semenjak meletusnya peristiwa berdarah 30 September 1965 (Gestapu), pengaruh penguasaan kaum Kapital di Indonesia semakin kuat bahkan hingga berjalannya waktu pada akhir tahun 1998 pengaruh kaum Kapital yang menindas rakyat semakin kuat dengan adanya para Investor- investor asing yang merauk keuntungan yang sebesar- besarnya dan masyarakat Indonesia kembali kedalam penjajahan yang lebih menyakitkan daripada harus menjadi budak pada pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia pada saat itu. Hal ini tentu saja memberikan pengaruh yang sangat kontras akan perlawanan Radikal dari Kaum Komunis yang menentang ideologi Kapitalis yang secara merambat masuk ke Indonesia setelah peristiwa berdarah tahun 1965. Manifesto politik yang mulai kembali melibatkan beberapa organisasi- organisasi pemuda yang berhaluan kiri yang sangat anti dengan pengaruh Kapitalis barat yang terlihat dalam sikap Revolusioner PKI dengan kalimat bersayap pembakar semangat “…..Inggris kita linggis, Amerika kita Setrika” adanya kata- kata penggerak yang selalu dikobarkan oleh PKI, dapat dilihat bahwa penentangan PKI terhadap pengaruh Kapitalisime barat sangatlah kuat sebagaimana yang selalu dikemukakan oleh Karl Marx tentang perlawanannya terhadap kaum Kapitalis.
Sebuah sorot politik yang teramat tajam dan sangat menjatuhkan lawan- lawan yang berhaluan kiri pada awal masa orde baru, ketika pergerakan Revolusioner diberedel, organ- organ pemuda yang bersuara atas nama rakyat tidak diberikan tempat untuk bersauara , masyarakat kembali terbelenggu dengan kekangan sistem kepura-puraan pemerintahan orde baru.  Apalagi kalau bukan demi sebuah politik dan kekayaan pribadi petinggi negara. Sehingga secara tidak langsung kemakmuran yang diberikan oleh para petinggi orde baru terhadap masyarakat merupakan Kemakmuran pura- pura, Demokratisasi pura- pura dan politik Kepalsuan yang digunakan pemerintah untuk menjajah dan mengkolonisasi Indonesia dengan sistem penjajahan Kapital. Begitu pentingnya pengaruh semangat Radikalisme dimiliki untuk melawan segala pengaruh kaum Kapital yang selalu menghadang di depan perlawanan kaum Intelektual Muda, PKI ternyata telah salah dalam  tindakannya sehingga masuk ke dalam perangkapnya sendiri pada peristiwa 30 September 1965, sebagaimana telah diketahui keberpihakan PKI terhadap Petani dan Buruh sangatlah kuat yang merupakan strategi untuk melakukan Revolusi di dalam pemerintahan orde lama sehingga banyak masyarakat yang melihat isu- isu kudeta yang akan dilancarkan PKI melihat dominasi militer semakin kuat di dalam pemerintahan orde lama.
            Dengan adanya hal ini pengaruh Eufaria yang sangat besar dari permainan politik dari kaum Kapitalis VS Komunis membawa perkembangan politik Indonesia pada titik balik perjuangan bangsa dimana sekali lagi peran Mahasiswa, Pemuda dan Masyarakat  sangatlah penting, “Bukan menganggap haluan Kiri, ataupun Kanan, melainkan memperjuangkan pergerakan moral menjadi hal yang sangat penting ketika kaum muda memaknai Sejarah, apa itu Sejarah dan bagaimana sisi lain dari Sejarah, yang di dalamnya selalu diwarnai intrik dan strategi untuk saling menjatuhkan yang dapat dikatakan sebagai sebuah  sisi lain dari politik kebangsaan yang ada………dimana kaum muda yang  bergerak menentukan nasib bangsanya, Kapitalis VS Komunis: sebuah realita permainan politik yang tiada habisnya”


0 komentar:

Posting Komentar