Kelompok yang tergabung dalam Literasi Jalanan komunitas Taky, yang terdiri dari anak-anak Pasar dan anak-anak Gamalama ini setelah seminggu melalui latihan secara intens, akhirnya pada Minggu (19/4) malam di panggung Legu Gam Moluku Kie Raha, berhasil mementaskan tarian Soya-Soya yang merupakan tarian perang dan diiringi hentakan musik oleh kelompok perkusi.
Para penonton yang mengerumuni panggung pun tercengang ketika kelompok perkusi tampil keatas panggung dengan membawakan galon bekas, jerigen, kaleng bekas, botol bekas dan barang bekas lainya. Ya, anak-anak kreativ ini menggunakan barang bekas yang sudah tidak terpakai dimanfaatkan sebagai alat musik untuk mengiringi penari soya-soya.
Mereka pun mendapat respon dan aplaus yang meriah dari penonton yang hadir. Pementasan yang berdurasi sekitar 7 menit ini pun memberikan motivasi kepada anak-anak muda yang lainnya agar terus berkreativitas dan juga bagaimana merubah stigma masyarakat selama ini tentang anak-pasar dan gamalama. Ini terbukti ketika seorang ibu-ibu disela-sela pementasan, ia mengatakan "ini kan anak-anak pasar yang biasa terkenal dengan kenakalan mereka, tapi ternyata mereka itu kreativ dan tidak seperti pandangan masyarakat selama ini" ujarnya. (Iky)
0 komentar:
Posting Komentar